1. Manusia dan
pandangan hidup
A. PENGERTIAN
PANDANGAN HIDUP
Setiap manusia mempunyai pandangan
hidup. Pandangan hidup itu bersifat kodrati. Karena itu bisa menentukan masa
depan seseorang. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pandangan hidup banyak sekali
macamnya dan ragamnya. Akan tetapi pandangan hidup dapat diklasifikasikan
berdasaikan asalnya yaitu terdiri dari 3 macam :
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(A) Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
(B) Pandangan hidup yang berupa
ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norms yang terdapat pada negara
tersebut.
(C) Pandangan hidup hasil renungan
yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
B. CITA-CITA
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia,
yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam
pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau
diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan
pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya
cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan
perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang
makin tinggi tingkatannya. Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum
mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan
dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehinga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu
tidak mungkin dilakukan.
Dapatkah seseorang mencapai apa yang
dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor. Pertama, manusianya yaitu
yang memiliki cita-cita; kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang
dicita-citakan; dan ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.
Faktor manusia yang mau mencapai
cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan,
sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian
banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit
mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya
sendiri.Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa
yang di cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh
hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu
perjuangan hidup yang bila bethasil akan menjadikan dirinya puas.
Faktor kondisi yang mempengaruhi
tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang
menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar
tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi
yang merintangi tercapainya suatu cita-cita.
Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya; demikian juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu. apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita.
Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang di langit. Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya; demikian juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu. apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita.
C. KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau
perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan
moral, perbuatan yang sesuai dengan nonna-norma agama dan etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut
kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya
manusia cenderung berbuat baik
Manusia adalah seorang pribadi yang
utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah bila manusia
meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia
mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri dan sebagainya.
Justru karena itu, karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak
mengenal kebajikan.
Untuk melihat apa itu kebajikan,
kita harus melihat dan tiga segi, yaitu manusia sebagai mahluk pribadi, manusia
sebagai anggota masyarakat, dan manusia sebagai mahluk Tuhan.
Faktor-faktor yang menentukan
tingkah laku setiap orang ada tiga hal. Pertama faktor pembawaan (heriditas)
yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan
merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua.
Faktor kedua yang menentukan tingkah
laku seseorang adalah lingkungan (environ¬ment). Lingkungan yang membentuk
seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir (masa
pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama ).
Lingkungan membentuk jiwa seseorang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Faktor ketiga yang menentukan
tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang pemah diperoleh. Baik
pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun pengalaman manis yang sifatnya
positif, memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai
pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
D. USAHA /
PERJUANGAN
Usaha/perjuangan adalah kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk kelanjutan
hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan. Perjuangan untuk
hidup, dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan, manusia tidak
dapat hidup sempuma. Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, ia hams kerja
keras. Apabila seseorang bercita-cita menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar
dan tekun serta memenuhi semua ketentuan akademik. Kerja keras itu dapat
dilakukan dengan otak/ilmu maupun dengan tenaga/jasmani, atau dengan
kedua-duanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya
daripada dengan jasmaninya.
Kerja keras pada dasarnya menghargai
dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya pemalas membuat
manusia itu miskin, melarat, dan berarti menjatuhkan harkat dan martabatnya
sendiri. Karena itu tidak boleh bermalas-malas, bersantai-santai dalam hidup. Santai
dan istirahat ada waktunya dan manusia mengatur waktunya itu.
Dalam agamapun diperintahkan untuk
kerja keras. Sebagaimana hadist yang diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W. yang
ditujukan kepada para pengikutnya:”Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup
selama-lamanya, dan beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok. Allah
berfirman dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’du ayat 11 : “sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka
sendiri”. Dari hadist dan firman ini dapat dinyatakan bahwa manusia perlu kerja
keras untuk memperbaiki nasibnya sendiri.
E. KEYAKINAN
/ KEPERCAYAAN
Keyakinan/kepercayaan yang menjadi
dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuaasaan Tuhan. Menurut Prof.
Dr.Harun Nasution, ada tiga aliran filsafat, yaitu aliran naturalisme, aliran
intelektualisme, dan aliran gabungan.
(a)
Aliran Naturalisme
Hidup
manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi.
Kekuatan gaib itu dari natur, dan itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak
percaya pada Tuhan, natur itulah yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta
lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak dikuasai Tuhan. Manusia sebagai
mahluk tidak mampu menguasai alam ini, karma manusia itu lemah. Manusia hanya
dapat berusaha/berencana tetapi Tuhan yang menentukan .
(b)
Aliran intelektualisme
Dasar aliran
ini adalah logika / akal. Manusia mengutamakan akal. Dengan akal manusia
berpikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun bertentangan
dengan kekuatan had nurani. Manusia yakin bahwa dengan kekuatan pikir (akal)
kebajikan itu dapat dicapai dengan sukses. Dengan akal diciptakan teknologi.
Telmologi adalah alat bantu mencapai kebajikan yang maksimal, walaupun mungkin
teknologi memberi akibat yang bertentangan dengan hati nurani.
(c)
Aliran Gabungan
Dasar aliran
ini ialah kekuatan gaib dan juga akal. kekuatan gaib Minya kekuatan yang
berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan. Sedangkan
akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu. Segala
sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berpikir maupun sebagai rasa
(hati nurani). Jadi, apa yang benar menurut logika berpikir juga dapat diterima
oleh hati nurani.
F. LANGKAH-LANGKAH BERPANDANGAN HIDUP YANG BAIK
Manusia pasti mempunyai pandangan
hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimana kita memeperlakukan pandangan
hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan
pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukaan
sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Akan tetapi yang terpenting, kita
seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya
dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan
hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun
langkah-langkah itu sebagai berikut :
(1)
Mengenal
Mengenal
merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap
aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup.
Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai
pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak
manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke
dunia.
(2)
Mengerti
Tahap kedua
untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. Mengerti disini dimaksudkan
mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita
berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita
hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara.
Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita
mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu
mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akherat.
(3)
Menghayati
Langkah
selanjutnya setelah mengerti pandangan hidup adalah menghayati pandangan hidup
itu. Dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan
benar mengenai kebenaran pandangan hdiup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.
(4)
Meyakini
Setelah
mengetahui kebenaran dan validitas, baik secara kemanusiaan, maupun ditinjau
dari segi kemasyarakatan maupun negara dan dari kehidupan di akherat, maka
hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini
ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga
dapat mencapai suatu tujuan hidupnya.
(5)
Mengabdi
Pengabdian
merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang
telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaalnya. Sedangkan perwujudan
manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu
sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di
alam akherat.
(6)
Mengamankan
Mungkin
sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan din pada suatu
pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau mayalahkannya
tentu dia tidak menerima dan bahkan cendemng untuk mengadakan perlawanan. Hal
ini karena kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu dia telah
mengikuti langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu
telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang
mengganggunya maka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu
berwujud tindakan atau lainnya.
http://urippujirahayu.info/
2.
Manusia dan
Tanggung jawab
A. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Kesadaran
manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang sengaja maupun yang tidak
disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajibannya.
B. MAKNA TANGGUNG JAWAB
Seseorang
mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas
segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya
tanggung jawab itu karena manusia hidup bermasyaarakat dan hidup dalam
lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat emaunya terhadap manusia lain dan
terhadap alam lingkungannya. Manusia mwnciptakan keseimbangan, keserasian,
keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan.
C. JENIS-JENIS
TANGGUNG JAWAB
a) Tanggung
jawab terhadap diri sendiri, yaitu menuntut kesadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia
pribadi.
b) Tanggung
jawab terhadap keluarga, yaitu tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab
kepada keluarganya terhadap nama baik keluarga, tetapi tanggung jawab juga
merupakan kesejahteraan, keselamatan, pendidikan,dan kehidupan.
c) Tanggung
jawab terhadap masyarakat, yaitu manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia
lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial.
d) Tanggung
jawab kepada Bangsa / Negara, yaitu suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia,
tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat,
bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran
yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri, dan
apabila perbuatan itu salah, maka harus bertanggung jawab kepada negara.
e) Tanggung
jawab terhadap Tuhan, yaitu Tuhan menciptakan manusia dibumi ini bukanlah tanpa
tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung
jawab langsung terhadap Tuhan, sehingga tindakan manusia tidak lepas dari
hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui
berbagai macam agama.
CONTOH
PADA TIAP-TIAP JENIS TANGGUNG JAWAB
a) Rudi
membaca sambil berjalan. Meskipun kadang-kadang ia melihat jalan, tetap juga ia
lengah, dan terperosok ke sebuah lobang. Kakinya terkilir, dan menyesali
dirinya sendiri akan kejadian itu. Ia harus beristirahat dirumah beberapa hari.
Konsekwensi tingggal dirumah beberapa hari merupakan tanggung jawab sendiri
akan kelengahannya.
b) Seorang
ibu telah dikaruniai tiga anak, kemudian oleh sesuatu sebab suaminya meninggal
dunia, karena ia tidak mempunyai pekerjaan / tidak bekerja pada waktu suaminya
masih hidup maka demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia melacurkan
diri. Ditinjau dari segi moral hal ini tidak bisa diterima karena melacurkan
diri termasuk tindakan terkutuk, tetapi dari segi tanggung jawab ia termasuk
orang yang dipuji, karena demi rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga ia rela
berkorban menjadi manusia yang hina dan dikutuk.
c) Hanafi
terlalu congkak dan sombong, ia mengejek dan menghina pakaian pengantin adat
Minangkabau. Ia tidak memakai pakaian itu, bahkan penutup kepala yang
dikeramatkan pun semula ditolak. Tetapi setelah ada ancaman dari pihak
pengiring, terpaksa Hanafi mau memakainya juga. Didalam peralatan itu
hampir-hampir pernikahan dibatalkan, karena timbul perselisihan antara pihak
kaum perempuan dengan pihak kaum laki-laki. Pangkalnya dari Hanafi juga. Ia
berkata pakaian mempelai yang masih sekarang dilazimkan di negerinya, yaitu
pakaian secara zaman dahulu, disebutkannya cara anak komedi Istambul. Jika ia
dipaksa memakai secara itu, sukalah urung sahaja, demikian katanya dengan
pendek. Setelah tikbul pertengkaran di dalam keluarga pihaknya sendiri akhirnya
diterimalah, bahwa ia memakai smoking, yaitu jas hita, celana hitam, dengan
berompi dan berdasi putih. Dengan waktu henda menutup kepalanya, sudah
berselisih pula. Dengan kekerasan ia menolak pakaian dester suluk, yaitu
pakaian orang Minangkabau. Bertangisan sekalipun perempuan meminta supaya ia
jangan menolak tanda keminangkabauan yang satu, yaitu selama beralat saja. Jika
peralatan sudah selesai, bolehlah ia nanti memakai sekehendak hatinya pula.
Hanafi tetap menolak kehendak orang tua, ia tidak hendak menutup kepala, karena
lebih gila pula dari pada anak komidi, bila memakai dester saluk dengan baju
smoking dan dasi. Setelah ibunya sendiri hilang sabarnya dan memukul-mukul dada
dimuka anak yang “terpelajar” itu, barulah hanafi menurut kehendak orang
banyak, sambil mengeluh dan teringat akan badannya yang sudah “tergadai”.
Untunglah ia menurutkan hal menutup kepala itu, karena sekalian pengantar dan
pasumandan (pengiring bangsa perempuan) sudah berkata bahwa mereka tak sudi
mengiringkan “mempelai didong”. Akhirnya Hanafi tunduk pula dengan norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat. Meskipun harus bersitegang dahulu. Sebagai
pertanggung jawaban kecongkakan dan kesombongan itu, Hanafi harus menerima rasa
antipai dari masyrakat Minangkabau yang sangat ketat terhadap adat itu (dikutip
dari : Salah Asuhan)
d) Dalam
novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal sebagai
guru yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah
tangganya. Perbuatan guru isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada
pemerintah. Kalau perbuatan itu diketahui ia harus berurusan dengan pihak
kepolisian dan pengadilan.
e) Seorang
biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntu tanggung
jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada agamanya, hal
ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan demi rasa
tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab ini ia berkorban tidak
memenuhi kodrat manusia pada umumnya yang seharusnya meneruskan keturunannya,
yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai makhluk
Tuhan.
D. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
PENGERTIAN PENGABDIAN
Perbuatan
baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan,
cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan
ikhlas.
MACAM-MACAM
PENGABDIAN
a.
Pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu penyerahan diri secara penuh
terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawab yang diikuti oleh
pengorbanan. Misalnya : shalat,zakat,puasa.
b.
Pengabdian kepada Masyarakat, karena manusia hidup dan dibesarkan di dalam
masyarakat sehingga pengabdian dan pengorbanan sebagai perwujudan tanggung
jawab terhadap masyarakat.
c.
Pengabdian kepada Raja, yaitu suatu penyerahan diri kepada raja yang
melindunginya.
d.
Pengabdian Kepada Negara, pengabdian yang timbul karena seseorang merasa ikut
bertanggung jawab terhadap kelestarian negara dan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
e.
Pengabdian kepada harta, karena seseorang menganggap harta yang menghidupinya.
Sehinggga tindakannya semata-mata demi harta, bahkan rela berkorban untuk
mempertahankan hartanya.
CONTOH
PENGABDIAN DALAM KEHIIDUPAN SEHARI-HARI
Sepasang
suami istri guru sekolah dasar di sebuah desa anaknya cukup banyak yaitu enam
orang. Untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarga besar tersebut, si ibu tetap
berkerja sebagai guru, karena tahu bahwa gaji suaminya juga kecil. Si ibu di
rumah tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, karena
memang tidak mampu membayar pembantu. Untuk urusan pendidikan di sekolah si
bapak yang bertanggung jawab, sedangkan si ibu untuk urusan pendidikan yang
bersangkutan dengan rumah tangga, si bapak membimbing putra putrinya dalam
belajar di rumah malam hari, sedangkan siang hari saling dengan praktek biologi
seperti menanam sayor koma, memeihara ternak yang hasilnya langsung dapat
dinikmati oleh keluarga, si ibu membimbing putra putrinya untuk mandiri, setelah
anak-anaknya mulai harus sekolah di kota mereka hanya di sewakan kamar yang
murah dengan memasak dan mencuci sendiri.
Demikianlah
maka kamar itu makin banyak penghuninya oleh adik-adik yang juga menyusul kakak
di kota. Seminggu sekali seorang pulang untuk mengambil uang dan perbekalan di
desa, dan
sekali sebulan ayah ibu datang ke kota untuk tetap mengakrabkan hubungan
sebagai keluarga dan mengontrol anak-anaknya menjalankan kewajibannya secara
benar. Hal demikian juga diakukan oleh keluarga itu waktu anak terbesar harus
masuk ke perguruan tinggi. Pada waktu si sulung sudah tamat dan berkerja, iya
pindah ke tempat kerjanya dan berfungsi sebagai donatur terhadap adik-adiknya.
Wal halsil seluruh putra putri keluarga guru tersebut dapat menamatkan sekolahnya
dan menjadi sarjana. Sementara itu si bapak dan ibu bertahan berkerja sebagai
guru di desa demi mengabdi pada putra putrinya agar dapat menjadi manusia yang
hidupnya tidak sesulit dirinya. Waktu mereka sudah pensiun, mereka merasakan
bahwa pengabdiannya pada putra putrinya juga sudah cukup, mereka puas karna
membekali putra putrinya dengan ilmu yang diajadikan kail dalam menempuh
kehidupan ini. Orang tua itu tidak membekali dengan ikan, karena akan cepat
abis tanpa bekas !
PENGERTIAN
PENGORBANAN
Pengorbanan
berasal dari kata korban yaitu persembahan, sehingga pengorbanan berarti
pemberian untuk menyatakan kebaktian. dengan demikian pegorbanan yang bersifat
kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yant tidak mengandung pamrih. Suatu
pemngberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Macam-macam
pengorbanan :
*Pengorbanan
terhadap masyrakat
*Pengorbanan
terhadap diri sendiri dan keluarga
*
Pengorbanan apa yang telah kita miliki dan bisa kita pertanggung jawabkan
CONTOH TENTANG
PENGORBANAN
Pengorbanan
kita untuk kekasih yang kita sayang , kita bakalan rela berkorban dalam bentuk
postif bukan negatif . Seperti positif “ jika orang yang kita sayang menyuruh
kita untuk tidak merokok , ya kita jangan merokok , karena kata kekasih kita
benar , merokok banyak penyakitnya , pasti berat kalau memang sudah kecanduan ,
tetapi kita bisa koq , apalagi kalau kita sayang dengan kekasih kita pasti kita
bisa berkorban buat dia “.
http://www.elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab9-manusia_dan_tanggung_jawab.pdf
3. Manusia dan kegelisahan
Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti
tidak tenteram hatinya, selalu merasa kwatir tidak tenang, tidak sabar, cemas.
Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram
hati maupun perbuatannya, merasa kwatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya,
tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari
gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situai tertentu.
Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi kecemasan. Karena itu dalam
pengertian sehari-hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekwatiran ataupun
ketakutan. Masalh kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah
frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami
frustasi karena pa yang diinginkan tidak tercapai.
Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu :
• Kecemasan obyektif
Merupakan suatu pengalaman perasaan sebagai akibat
pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan
dalam lingkungan seseorang yang mengancam utnuk mencelakakannya. Pengalaman
bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata,
bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadia takut kalau ia berada
dekat dengan benda-benda tertentu dalam keadaan tertentu dari lingkungan.
• Kecemasan neorotis
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya
dari naluriah Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni;
kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk
ketakutan yang irasional (phobia) dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan
sebaganya.
• Kecemasan moril
Kecemasan ini disebabkan karena pribadi seseorang.
Tiap pribadi memiliki bermacam=macam emosi atnra lain: iri, dengki, marah,
gelisah, cinta, rasa kurang. Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan
individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap seperti
itu sering membuat orang merasa kwatir, cemas, takut gelisah dan putus asa.
Bila dikaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena
hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu
ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Mengatasi kegelisahan ini
pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang.
Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat
kita atasi.
Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata terasing berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pegaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama, orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang aa pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal, sehingga kata terasing berarti, tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata terasing berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pegaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama, orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain. Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang aa pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.
Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia. Lama rasa sepi itu bergangung pada mental orang dan kasus penyebabnya. Bermacam sebab terjadinya kesepian, frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulannya.
Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lengang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia. Lama rasa sepi itu bergangung pada mental orang dan kasus penyebabnya. Bermacam sebab terjadinya kesepian, frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Jadi kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulannya.
Ketidakpastian
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya keadaan yang pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat pikirannya tidak konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya kacau.
Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan tidak
pasti ialah :
1. Obsesi
2. Phobia
3. kompulasi
4. Hysteria
5. Delusi
6. halusinasi
7. keadaan emosi
Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung pada
mental si penderita. Andai kata penyebabnya sudah diketahui, kemungkinan juga
tidak dapat sembuh. Bila hal itu terjadi, maka jalan yang paling baik bagi
penderita diajak pergi sendiri ke psikolog.
Sumber : http://urippujirahayu.info/
4. Manusia dan
harapan
A. PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa
harapan, berarti manusia itu mari dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa peasn-pesan kebapa ahli warisnya.
harapan tersebut tergantung pada tergantung pada pengetahuan, pengalaman,
lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu
harapan, misalnya Rafiq mengharapan nilai a ujian yang akan datang, tetapi
tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Harapan harus berdasarkan
kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan
supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat
terjadi.
B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial.
Setiap Lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di
tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Doronngan Kodrat Kodrat
ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri
manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan
manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa,
bergembira, dan sebagainya. Kodrat juga terdapat pada binatang, walau
bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Dalam diri manusia masing-masing
sudah terjelma sifat, kodrat pembawa dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup
bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan Kodrat ini, maka
manusia mempunyai harapan. Dorongan kebutuhan hidup Sudah kodrat pula bahwa
manusia mempunyai bermacam-macam keebutuhan hidup. Untuk memenuhi semua
kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Dengan adanya dorongan
kodrat atau dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan.
Kelangsungan hidup (survival) untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan
sandang pangan dan papan. setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah
mengharapkan diberi makan/minum. Sandang, semula hanya berupa
perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya dari cuaca. Papan yang dimaksud
adalah tempat tinggal atau rumah. Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang dan
papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Keamanan seriap orang
membutuhkan keamanan. Bila seorang telah menginjak dewasa, sehingga sudah
saatnya Hak dan Kewajiban mencuntai dan dicintai Tiap orang mempunyai hak dan
kewajiban. Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa,
sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Status
Setiap manusia membutuhkan status.
C. KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya
mengakui atau meyakini akan kebenaran. Dengan contoh berbagai kalimat yang
sering kita dengan dalam ucapan sehari-hari itu, maka jelaslah kepada kita,
bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran Ada jenis pengetahuan yang
dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri,
melainkan diterima dari orang lain. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran
yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan atau tidak langsung
kepada manusia. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan
menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Kebenaran Kebenaran iatau
benar amat penting bagi manusia. Dakam tingkah laku, ucaoan, perbuatan manusia
selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Dalam agama
Budha ada ajaran yang dinamakan “jalan utama delapan ruang”. Tujuan ajaran itu
agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahaanm dan ketidakpastian. Ajaran
kebenaran itu juuga kita temui dalam agama-agama lain. jelaslah bagi kita,
bahwa kebenaran atau benar merupakan kunci kebahagiaan manusia.
D. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan dibedakan atas:
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan dibedakan atas:
1. Kepercayaan kepada Tuhan
2. kepercayaan pada diri sendiri
3. kepercayaan kepada orang lain
4. kepercayaan kepada pemerintah
TULISAN
Manusia dan harapan
Setiap manusia di dunia pasti memiliki harapan
tersendiri, beragam cita-cita dan keinginan. Tapi salah satu harapan yang
sangat diinginkan oleh manusia ialah menjadi manusia yang berbahagia di dunia
dan akhirat. Tapi semua harapan itu dapat diperoleh dengan keyakinan dan kerja
keras, serta berdoa kepada Tuhan. Contohnya saya, saya pun hidup di dunia
sangat memiliki harapan, harapan utama saya dapat membahagiakan kedua orang
tua, yaitu bisa menjadi orang yang berguna bagi keluarga dan orang banyak.
Harapan itu pun sulit terwujud apabila dalam diri saya tidak memiliki
keyakinan, usaha dan kerja keras serta berdoa kepada Tuhan. Maka dari itu saya
harus bersungguh-sungguh dalam menjalani hidup saya, karena saya sendiri yang
menentukan masa depan saya. Saat ini harapan saya ingin segera menyelesaikan
jenjang perkuliahan yang sedang saya jalani, lalu dapat bekerja agar dapat
membantu perekonomian keluarga. Saya ingin berbakti kepada orang tua saya,
karena saya tak bisa mengukur seberapa besar pengorbanan mereka untuk
menjadikan saya seperti ini sekarang.