1. Manusia dan Cinta Kasih
Pengertian Cinta kasih
Cinta dan Kasih
adalah sesuatu yang sangat berkesan bagi semua manusia Makna cinta dan kasih
yaitu sama semua menghasilkan makna yang tiada batas. Cinta adalah kekuatan
manusia yang paling tinggi oleh karena itu semua orang memiliki cinta. Selain
itu Cinta juga sumber kekuatan dari segalanya, kita tidak akan dapat mewujudkan
setiap impian kita tanpa cinta karena cinta dapat memberikan dorongan dan
motivasi terhadap diri seseorang.untuk menghasilkan sesuatu yang dinginnkan
dapat tercapai dengan indah. Sedangkan kasih adalah perasaan sayang atau cinta
kepada atau sangat menaruh belas kasihan. sehingga kata kasih memperkuat rasa
cinta, Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta
Menurut Agama
Menurut Islam, cinta kita terhadap sang pencipta , kita cinta terhadap
semua yang telah diciptakan demi meneruskan hidup di dunia yang harus kita
syukuri atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita di
dunia , jangan lah kau mendustai apa yang telah diberikan oleh Allah Swt , kita
harus cinta melaksanakan segala apa yang telah diperintahkan dan menjauhi
segala larangannnya.
Tapi dalam cakupan semua agama, cinta menurut agama ialah suatu bentuk
perwujudan kasih dan sayang, saling keterkaitan, saling menghargai antar
makhluk hidup yang ada di muka bumi ini.
Kasih Sayang
Islam menghendaki agar kasih sayang dan sifah
belas kasih dikembangkan secara wajar. Jika diperinci maka ruang lingkup kasih
sayang ini dapat dibedakan menjadi beberapa tingkatan :
1. Kasih sayang dalam lingkungan keluarga,
kasih orang tua kepada anak, kasih suami kepada istrinya, kasih antara orang
yang bersaudara dan berkeluarga.
2. Kasih sayang dalam lingkungan bangsa. Perasaan kasih sayang dan simpati yang timbul akibat persamaan rumpun, suku bangsa, rasa senasib dalam perjuangan yang menyangkut kenegaraan.
2. Kasih sayang dalam lingkungan bangsa. Perasaan kasih sayang dan simpati yang timbul akibat persamaan rumpun, suku bangsa, rasa senasib dalam perjuangan yang menyangkut kenegaraan.
3. Kasih sayang dalam lingkungan kegamanaan.
Mencintai dan mengasihi sesame orang yang seagama karena memandang saudara
dalam akidah dan keyakinan.
4.
Kasih sayang dalam bentuk perikemanusiaan. Mencintai sesama manusia atas dasar
pengertian bahwa manusia adalah sama – sama berasal dari satu keturunan, asalnya
satu bapak dan satu ibu.
5.
Kasih sayang kepada sesame mahluk (Universal).
Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang
berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan
keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan
merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan,
keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan
berdasarkan umur, yaitu:
Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemesraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
http://anggipay.blogspot.com/2011/04/pengertian-cinta-kasih.html
Pemujaan
Pengertian pemujaan adalah salah satu
investasi cinta manusia kepada Tuhan yang diwujudkan dalam kimunikasi ritual,
karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang
sebenarnya. Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada
leluhur,memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang ada.seperti Pemujaan
pada leluhur adalah suatu kepercayaan bahwa para leluhur yang telah meninggal
masih memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih
hidup. Dalam beberapa budaya Timur, dan tradisi penduduk asli Amerika, tujuan
pemujaan leluhur adalah untuk menjamin kebaikan leluhur dan sifat baik pada
orang hidup, dan kadang-kadang untuk meminta suatu tuntunan atau bantuan dari
leluhur. Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah untuk meningkatkan
nilai-nilai kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan keluarga,
serta keberlangsungan garis keturunan keluarga.
Belas
Kasihan
Belas kasihan, welas asih, atau kepedulian adalah emosi manusia yang
muncul akibat penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati,
perasaan ini biasanya memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.
Cinta
Kasih Erotis
Cinta erotis adalah kehausan akan penyatuan
sempurna akan penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu dan
berteman dengan lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk menenangkan
suatu naluri seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu
secara seksual. Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh cinta
kasih maka hanya akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan
sementara saja. Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah cinta sejati,
mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan
mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi lawan
jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak manusia berlainan jenis, yang
ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan hidup dan sebagai teman
hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
2. Manusia dan Keindahan
·
Pengertian Keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan
sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan
pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar
atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi,
psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah
sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan
keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
·
Renungan
Renungan berasal dari kata renung yang
berarti berdiam diri memikirkan sesuatu secara mendalam dalam rangka
memperbaiki diri dari tingkah laku yang kurang indah yang merupakan siatu
bentuk koreksi diri. Merenung juga bisa berari mengevaluasi diri dari
berbagai kesalahan, kealpaan dan dosa, baik itu terhadap orang lain maupun
Tuhan.
·
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi yang
berarti cocok atau selaras. Keserasian merupakan perpaduan antara warna, bentuk
dan ukuran. Keserasian sangat berhubungan dengan keindahan, sesuatu yang serasi
akan tampak indah. Dalam keselarasan seseorang memiliki perasaan seimbang, dan
mempunyai cita rasa akan sesuatu yang berakhir dan merasa hidup sesaat
ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati .
3. Manusia dan Penderitaan
Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata
derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat
berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk
realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya
intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh
seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu
penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai
langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.
Apabila
kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab
Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan
memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin
bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya
anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan
dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau
sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa,
dan lain-lain.
Siksaan
Siksaan dapat
diartikan sebagai siksaan badan / jasmani, dan dapat pula berupa siksaa jiwa/
rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Siksaan
yang sifatnya psikis, misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan. Kebimbangan
dialami oleh seseorang bila ia pada suatu saat tiak dapat menetukan pilihan
mana yang akan dipilih. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang
itu pergi / tidak, siapakah dari kawannya yang akan dijadikan pacar pertamanya?
Akibat dari kebimbangan seseorang berada pada keadaan yang tidak menentu
sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu.
Kesepian dialami alah
seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri/ jiwanya walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan
keadaan sepi seperti yang dialami petapa / biarawan yang tinggalnya ditempat
yang sepi.
Ketakutan merupakan
bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa
takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
Pada umumnya orang memiliki satu / lebih phobia ringan seperti takut pada
tikus, ular, serangga dll. Tetapi pada sementara orang ketakutan itu semakin
hebatnya sehingga sangat menganggu.
Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu
psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan
mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan
seorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala –gejala permulaan bagi seseorang ynag mengalami
kekalutan mental adalah :
1. Nampak pada
jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. Nampak
pada kejiwaanya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1.
Gangguan jejiwaan
Nampak pada gejala – gejala keidupan si penderita baik jasmani maupun
rohaninya.
2. Usaha mempertahankan diri, dengan cara negative, yaitu
mundur / lari, sehingga cara bertahan dirinya salah, pada orang yang tidak menderita
gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya. Sehingga tidak memnekan perasaanya. Jadi bukan melarikan diri dari
persoalan, tetapi melawan / memecahkan persoalan
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental break down)
dan ynag nersangkutan mengalami gangguan.
Sebab – sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak
disebutkan antara lain sebagai berikut :
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani / mental
yang kurang sempurna, hal-hal tersebut
sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara
berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukan dan menghancurkan mentaknya.
2. Terjadinya konflik social budaya akibat mnorma berbeda
antara yang bersangkutan dengan apa yang ada pada masyarakat, sehingga ia tidak
dapat menyesuaikan diri lagi.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan
reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan social, over acting sebagai
overcompensatie.
Penderitaan dan
Perjuangan
Penderitaan memang
selalu hadir dalam kehidupan kita, tidak berarti hidup adalah menderita / hidup
adalah untuk penderitaan. namun "Hidup adalah Berjuang karena Hidup adalah
Perjuangan". Jadi mau tidak mau kita selalu dituntut untuk terus berjuang
dlam hal apapun. dan percayalah bahwa tidak ada sesuatu yang sia - sia. Setelah
perjuangan terlaksana dan pasrah kepada Tuhan. maka dari itulah gunanya
bersosialisasi, dengan bersosialisasi kita dapat saling membantu dalam susah
maupun senang dengan sesama manusia dalam menyelesaikan masalah dan
menyelesaikan penderitaan. namun jangan lupa disertai doa pula. Manusia hanya
merencanakan selebihnya adalah kehendak Tuhan.
Waspada akan
penderitaan boleh dalam berbagai hal namun tetap kita tidak dapat menghindar
dari penderitaan, satu - satunya jalan keluar adalah dengan melewatinya. Hal
ini nampak bila ditinjau jenjang karir sejarah orang - orang besar disekitar
kita yang benar - benar berhasil oleh karena usahanya sendiri dan bantuan
Tuhan.
Berbagai pengaruh
dari penderitaan dapat dikategorikan bersifat positif dan negatif tergantung
dari bagaimana manusia menghadapi kenyataan ini, apabila menyikapi secara
positif dengan mudah ia bisa menepis pegaruh penderitaan itu dengan contoh
motto yang telah saya berikan bahwa "Hidup adalah Berjuang karena Hidup
adalah Perjuangan". Jadi dia bisa kuat menghadapi penderitaan da selalu
berusaha kuat untuk menghadapi penderitaan. Lawannya adalah sika negatif dalam
menghadapi penderitaan, ini efek terparahnya yakni penyesalan, minder
berlebihan, tidak bahagia, selalu putus asa manusia mudah menyerah dalam hidup
dan tidak sedikit yang lebih memilih mati meskipun mati bukanlah cara untuk
menyelesaikan penderitaan.
Penderitaan Media
Masa dan Seniman
Penderitaan sekarang
ini banyak terjadi dan bagai mana untuk memberi tahu atau menyebar luaskan
informasi mengenai penderitaan dan penanggulangan penderitaan, sekarang media
massa adalah alat paling tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. karena
media massa sudah mampu menyebarkan informasi dengan cepat.
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan
terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah di buktikan oleh kemajuan
teknologi dan sebagainya menyejahterkan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia
menderita. Penciptaan bom atom, reactor nukir, pabrik senjata, peluru kendali,
pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal
ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reactor
nuklir di Uni Soviet, kebocoran gas beracun di India, pengunaan peluru kendali
dalam perang Irak dan yang baru – baru ini terjadi di Jepang tepatnya di
Fukushima terjadi ledakan reactor nuklir yang menyebabkan radiasi nuklir yang
membahayakan kesehatan manusia,akibatnya masyarakat sekitar yang tinggal di
daerah tersebut harus di ungsikan ke tempat yang lebih aman.
Berita mengenai
penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran Koran, layar TV. Pesawat
radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari
jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia untuk
berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan
sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan
penyelamatan mereka dari musibah ini.
Media massa merupakan
alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa
penderitaab manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat
dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesame manusia terutam bagi
yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnys komunikasi yang dilakukan
para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penonton dapat
menhayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana
penderitaan anak bernama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya
sendiri yang di filmkan dengan judul “Arie Hangara”.
Penderitaan dan
Sebab-sebabnya
Apabila kita kelompokkan secara sederhana
berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan dapat diperinci
sebagai berikut :
A. Penderitaan yang timbul karena perbuatan
manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena
perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam
sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat
memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang
menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menderita
misalnya:
1. Pembantu
rumah tangga yang diperkosa, disekap, disiksa oleh majikannya, sudah pantas
jika majikan yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh Pengadilan
Negri Surabaya supaya perbuatan itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasdakan
penderitaan, sedngkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.
2. Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang
menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas
jika dijatuhi hukuman oleh pengadilan Negri Jakarata Pusat supaya perbuatannya
itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan
3. Perbuatan buruk pejabat pada zaman Orde
Lama dilukiskan oleh seniman Rendra dalam puisinya "Bersatulah Pelacur-pelacur
Kota Jakarta" perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum wanita, yang
memandang wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Karya Rendra ini
dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan
mengkombinasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu kota
itu.
Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan
manusia, Tetapi manusia tidak menyadari hal ini, Mungkin kesadaran itu timbul
setelah musibah yang membuat manusia menderita misalnya :
1.
Musibah
banjir dan tanah longsor di Lampung selatan bermula dari penghunian liar
dihutan lindung, kemudian dibabat menjadi tandus dan gundul oleh
manusia-manusia penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir,
ratusan rumah hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak dan harta benda yang
hilanh/musnah. Segenap lapisan masyarakat, pemerintah dan ABRI bekerja sama
untuk membebaskan para korban dari penderitaan ini.
2.
Perbuatan
lalai mungkin kurang kontero terhadap tanki-tanki penyimpanan gas-gas beracun
dari perusahaan "Union Carbide" di India. Gas-gas beracun dari tangki
penyimpanan bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitarnya, mengakibatkan
ribuan penduduk penghuni daerah itu mati lemas dan mengalami cacat. Inilah
penderitaan manusia karena perbuatan lalai dari pekerjaan atau pimpinan
perusahaan itu. Ia bertanggung jawab untuk memulihkan penderitaan manusia
disitu.
B. Penderitaan yang timbul karena penyakit,
siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga
terjadi akibat atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan
optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak
contoh kasus penderitaan semacam ini dialami manusia. Beberapa kasus penderita
dapat diungkapkan berikut ini :
1. Seorang anak lelaki buta sejak dilahirkan,
diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia disekolahkan, karena kecerdasannya,
ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan akhirnya memperoleh gelar
Doktor di Universitas Dsabone Perancis. Dia adalah Prof. DR Thaha Husen, guru
besar Universitas di Kairo, Mesir
2. Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi
dengan sabar ia menerima cobaan ini. Bertahu-tahun ia menderita penyakit kulit,
sehingga istrinya bosan memeliharanya, dan ia dikucilkan. Berkat kesabaran dan
pasrah kepada Tuhan, sembuhlah ia dan tampak lebih muda, sehingga istrinya
tidak mengenalinya lagi. Disini kita dihadapkan kepada masalah sikap hidup
kesetiaan, kesabaran, tawakal, percaya, pasrah, tetapi juga sikaphidup yang
lemah seperti kesetiaan dan kesabaran sang istri yang luntur karena penyakit
Nabi Ayub yang cukup lama.
elearning.gunadarma.ac.id/.../bab6-manusia_dan_penderitaan.pdf
Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul
dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya
penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri,
Siakp ini diungkapkan dalam peribahasa "Sesal dahulu pendapatan, sesal
kemudian tak berguna" ,"nasib sudah menjadi bubur". Kelanjutan
dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak
mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup,
bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri
dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap
positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap
keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin
paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya
Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para
seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan
memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan
perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan
keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan
keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
elearning.gunadarma.ac.id/.../bab6-manusia_dan_penderitaan.pdf
4. Manusia dan Keadilan
ü
Pengertian
Keadilan
Keadilan adalah
kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang
besar. John Rawls, filsuf Amerika
Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20,
menyatakan bahwa "Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari
institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran. Tapi,
menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai: "Kita tidak
hidup di dunia yang adil. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus
dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia
yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori
keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan
dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak
jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.
ü Keadilan
Sosial
Keadilan
sosial adalah sebuah konsep yang membuat para filsuf terkagum-kagum sejak Plato
membantah filsuf muda, Thrasymachus, karena ia menyatakan bahwa keadilan adalah
apa pun yang ditentukan oleh si terkuat. Dalam Republik, Plato meresmikan
alasan bahwa sebuah negara ideal akan bersandar pada empat sifat baik:
kebijakan, keberanian, pantangan (atau keprihatinan), dan keadilan.
Penambahan kata sosial adalah untuk membedakan keadilan sosial dengan konsep keadilan dalam hukum. Keadilan sosial juga merupakan salah satu butir dalam Pancasila.
Penambahan kata sosial adalah untuk membedakan keadilan sosial dengan konsep keadilan dalam hukum. Keadilan sosial juga merupakan salah satu butir dalam Pancasila.
Berbagai Macam Keadilan
Plato berpendapat bahwa keadilan clan
hukum merupakan substansi rohani umum dan masyarakat yang membuat clan menjaga
kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan
pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Tha man behind the
gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan, Sunoto menyebutnya
keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan
penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang
membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakt bilamana setiap
anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya. Fungsi
penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam negara kepada masing-masing
orang sesuai dengan keserasian itu. Setiap orang tidak mencampuri tugas dan
urusan yang tidak cocok baginya.
Ketidakadilan terjadi apabila ada
campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras
sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian. Misalnya,
seorang pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan, atau seorang petugas
pertanian mencampuri urusan petugas kehutanan. Bila itu dilakukan maka akan
terjadi kekacauan.
KEADILAN
DISTRIBUTIF.
Keadilan
distributif ialah keadilan yang berhubungan dengan jasa, kemakmuran, atau
keberadaan menurut kerja, kemampuan, dan kondisi/keberadaan seseorang.
Misalnya, si A mempunyai tinggi badan 190 cm dengan berat badan 95 kg. Si B
memiliki tinggi badan 150 cm dengan berat badan 40 kg. Keadilan distributif
berarti membagi sesuai dengan apa yang pantas dengan kondisi dan keadaan orang
tersebut. Ukuran kain yang diperuntukkan guna menjahit setelan jas si A tentu
tidak sama dengan si B. Kendati pun si A kita beri kain yang lebih lebar dan
panjang dari si B, bukan berarti tindakan itu tidak adil. Contoh lain, Otniel
yang bergelar Doktor (S-3) dan Anhar yang buta huruf tidaklah mungkin digaji
sama ketika mereka bekerja pada satu intitusi yang sama. Dengan demikian,
keadilan distributif boleh juga dikatakan sebagai keadilan proporsional. Ukuran
keadilan di sini bukan terletak pada kesamaan gaji atau barang, tetapi sesuai
proporsinya. Keadilan ini sering dihubungkan dengan pemimpin dan orang yang
dipimpinnya.
KEADILAN
KOMUTATIF.
Keadilan
komutatif ialah keadilan yang berhubungan dengan persamaan yang diterima oleh
setiap orang tanpa melihat jasa seseorang. Keadilan ini boleh disebut keadilan
hak asasi, suatu keadilan yang secara alami dimiliki manusia. Misalnya, semua
orang berhak untuk hidup. Jikalau seseorang dengan atau tanpa sengaja merampas
hak hidup seseorang atau membatasi hak hidup seseorang, ia telah melanggar hak
orang lain dan bersalah menurut keadilan komutatif. Contoh lain, seseorang
berhak untuk menyatakan pendapat. Jika seseorang melarangnya untuk berpendapat
atau membatasi pendapat orang lain dengan mengintimidasi, berarti ia telah
melanggar hak asasi orang lain. Satu contoh lagi, setiap orang berhak untuk
memeluk agama yang diyakininya. Jika seseorang memperlakukan orang yang tidak
seagama dengan dia secara semena-mena, atau (bahkan) secara paksa dan kekerasan
meniadakan hak tersebut, ia telah bersalah dan bertindak tidak adil. Perusakan,
penutupan, dan pembakaran gedung ibadah merupakan bentuk kasar dari citra diri
seseorang yang tidak memiliki keadilan, apalagi kalau semua agama dalam negara
itu mendapat hak yang sama. Keadilan ini sangat penting untuk dihormati dan
dijalankan. Namun kenyataannya, keadilan ini semakin lama semakin tidak
dihormati. Hak-hak asasi manusia umumnya menyangkut hak untuk hidup, hak untuk
berkeluarga, hak untuk beragama, hak untuk memperoleh pendidikan, hak untuk
menyatakan pendapat, dan hak untuk tidak boleh dihukum sebelum ada petunjuk
atau bukti yang sah. Dari keterangan ini dapat ditarik banyak sekali contoh
yang lain yang dapat dijumpai dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.
ü Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya perkataan yang sesuai
dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang
benar-benar ada. Jujur juga berarti apa yang kita ucapkan sama dengan apa yang
kita lakukan. Dan jujur juga bisa dalam artian menempati janji, mau yang telah
terucap atau yang masih dalam hati nurani. Teguhlah pada kebenaranmu, sekalipun
kejujuran lebih menyakitkan, serta janganlah berdusta meski dusta itu dapat
menguntungkanmu. Pada dasarnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran
moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan hak dan kewajiban yang sama, dan
rasa takut akan dosa. Menurut M. Alamsyah nurani bila dikembangkan bisa menjadi
budi nurani yang merupakan tempat menyimpan keyakinan, dan dari keyakinan
tersebut bisa diketahui kepribadiannya.
ü
Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran
atau tidak jujur. Curang atau kecurangan artinya apa yang terjadi tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan dan berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara,
walaupun dengan cara yang tidak baik/tidak sepantasnya. Kecurangan menyebabkan
orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan
tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang
bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan.
Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek
ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik. Apabila keempat
asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai
dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam
hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan
perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
ü Perhitungan/Hisab/Pembalasan
Perhitungan disini bisa dalam banyak arti,
bisa berupa hasil pendapat, keterangan atau perincian dalah hal uang, serta
pertimbangan mengenai sesuatu hal, bisa berupa perkiraan dan penyelesaian.
Hisab secara
harfiah 'perhitungan. Dalam dunia
Islam istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak (astronomi) untuk memperkirakan posisi Matahari dan bulan
terhadap bumi. Posisi Matahari menjadi penting karena menjadi patokan umat
Islam dalam menentukan masuknya waktu salat. Sementara posisi bulan
diperkirakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode
bulan baru dalam kalender Hijriyah. Hal ini penting terutama untuk menentukan
awal Ramadhan saat muslim mulai
berpuasa, awal Syawal (Idul Fithri), serta awal Dzulhijjah saat jamaah haji
wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah) dan Idul Adha (10 Dzulhijjah).
Sedangkan Pembalasan
ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan
yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku
yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang
bersahabat mendapat balasan yang bersahabat.
Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan
balasan yang tidak bersahabat pula. Pada
dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial. Dalam bergaul manusia
harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia berbuat
amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya
adalah perbuatan yang melanggar atau memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh
karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau
diperkosa, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu.
Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan. http://meiliaupstar.blogspot.com/2012/01/pengertian-pembalasan.html
ü Pemulihan Nama Baik
Nama baik merupakan
tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap
orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika
ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan
nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh
dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya.
Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara
berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang,
perbuatan–perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya.
Pada hakekatnya pemulihan nama
baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya
bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atautidak sesuai
dengan ahlak yang baik.
Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau
minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya
dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma
dengan memberikan kebajikan danpertolongan kepaa sesama hidup yang perlu
ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhandan
mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar