Tugas Softskill 2 semester 7
1. Jelaskan
pengertian mitos, legenda dan cerita rakyat !
Mitos menurut pengertian
Yunani-Romawi kuno, adalah sebuah cerita yang sebenarnya dikisahkan dengan cara
yang dirasa masuk akal. Cerita itu menyangkut pemberitaan soal
perbuatan-perbuatan para dewa, para pahlawan, atau tokoh-tokoh dari zaman purba
lainnya. Kronologi di dalam cerita tidak jelas. Para penyalur cerita nampaknya
kurang memperhatikannya. Pada umumnya mitos hampir tidak dibicarakan di dalam
historiografi "ilmiawi" kuno, yang membatasi diri pada masa sejarah
yang tidak terlalu jauh. Meskipun demikian historiografi jelas tidak
menyangkal, bahwa di dalam tradisi mitos ditemukan sebuah isi yang nyata. Bagi
kebudayaan-kebudayaan lain maupun bagi ethnologi, mitos dipandang sebagai
cerita yang benar dan sakral dari waktu purba. mitos dijadikan dasar untuk menjelaskan
gejala-gejala alam sekitar, sejarah, masyarakat maupun hidup manusia.
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap
oleh yang mempunyai cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh
karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk
history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut
telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan
kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan
untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu
bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor Menurut Pudentia, legenda adalah cerita
yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi, tetapi
tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite.
Sumber
: http://id.wikipedia.org/wiki/Legenda
Folklor meliputi legenda, musik, sejarah lisan, pepatah, lelucon, takhayul, dongeng, dan kebiasaan yang menjadi tradisi dalam suatu budaya, subkultur, atau kelompok. Folklor juga merupakan serangkaian
praktik yang menjadi sarana penyebaran berbagai tradisi budaya.
2. Contoh dari mitos, legenda dan cerita
rakyat !
Mitos
:
Ø Dilarang
keluar saat maghrib
Ø Dilarang
berdiri di depan pintu
Ø Dilarang
makan dengan tangan kiri
Ø Dilarang
duduk di atas bantal
Ø Anak
gadis dilarang makan di depan pintu
Ø Dilarang
bersiul di malam hari
Ø Dilarang
tidur saat sore hari
Ø Dilarang
memakai payung di dalam rumah
Legenda :
Ø Sangkuriang
dan terjadinya gunung tangkuban perahu
Ø Malin
kundang
Ø Si
Pitung
Ø Lutung
kasarung
Ø Legenda
ratu pantai selatan
Cerita Rakyat :
Ø Cerita
rakyat batu putri menangis
Ø Cerita
suri ikun dan dua burung
Ø Dewi
sri merupakan dewi padi orang jawa
Sumber : http://bom2000.com/category/legenda
3.
Bagaimana cara manusia memperoleh
pengetahuan !
Pengetahuan manusia dimulai dari rasa ingin tahu
manusia itu sendiri. Rasa ingin tahu ini sudah dimiliki manusia sejak kecil.
Banyak cara untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia. Anak yang belum dapat bertanya
senang mencoba-coba hal yang tidak diketahuinya. Sebagai contoh, anak kecil
senang memasukan barang-barang ke dalam mulutnya hanya untuk memuaskan rasa
ingin tahunya. Di tahap selanjutnya anak-anak akan banyak bertanya contohnya
“itu apa ?”, “ini bagaimana?” itu hal yang lumrah dilewati oleh manusia untuk
pengembangan diri. Rasa ingin tahu tersebut akan terpuaskan bila diperoleh
pengetahuan yang dia pertanyakan dengan hal yang benar.
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua
pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah.
Pada pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan
yakni akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan pikiran
kritis.
1.
Akal sehat
Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h.3) akal
sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk
penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan
abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini
dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula
menyesatkan.
2.
Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan
yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat
tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak
terdapat hal yang sistemik.
3.
Prasangka
Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya
diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang
mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat
ini berubah menjadi sebuah prasangka.
4.
Penemuan coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak
terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat
dikatakan trial and error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang
menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak
selalu sama. Sebagai contoh seorang anak yang mencoba meraba-raba dinding
kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu dan lampu itu menyala kemudian anak
tersebut terperangah akan hal yang ditemukannya. Dan anak tersebut pun
mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban yang pasti
akan hal tersebut.
5.
Pikiran Kritis
Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah
mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh
orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak
semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan
melalui pikiran yang logis.
Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan
melalui percobaan yang terstruktur dan dikontrol oleh data-data empiris.
Percobaan ini dibangun diatas teori-teori terdahulu sehingga ditemukan
pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan atas teori sebelumnya. Dan dapat
diuji kembali oleh siapa saja yang ingin memastikan kebenarannya.
4. Perkembangan Ilmu
pengetahuan menjadi berbagai disiplin ilmu
!
Menurut Jujun Suriasumantri, ilmu
pengetahuan dewasa ini telah berkembang menjadi sekitar 650 cabang. Di samping
sudah ada pemberdayaan antara ilmu-ilmu alam atau natural science dengan ilmu-ilmu
sosial, dikenal pula dengan pembedaan ilmu dan ilmu terapan. Pesatnya kemajuan
ilmu pengetahuan, menurut Chalmers, diperkirakan sejak 400 tahun yang lalu,
yaitu sejak Copernicus, Galileo, Kepler, dan yang lebih jelas lagi sejak
Francis Bacon pada abad ke-15 dan 16 sebagai ahli filsafat ilmu yang
mengemukakan perlunya suatu metode dalam mempelajari pengalaman. Bacon
menekankan bahwa eksperimen dan observasi yang intensif merupakan landasan
perkembangan ilmu.
Fakta-fakta di atas menunukkan bahwa
perkembangan ilmu tidak bisa dilepaskan dari rasa keingintahuan yang besar
diiringi dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh melalui penalaran, percobaan,
penyempurnaan, dan berani mengambil resiko tinggi sehingga menghasilkan
penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi suatu generasi dan menjadi acuan
pertimbangan bagi generasi selanjutnya untuk mengoreksi, menyempurnakan,
mengembangkan, dan menemukan penemuan selanjutnya. Faktor-faktor inilah yang
kemudian menjadi pemacu bagi pesatnya perkembangan ilmu yang melatarbelakangi
semakin cepatnya penemuan dalam bidang teknologi yang kadang membuat sebagian
orang terlena karenanya sehingga tidak sadar bahwa sebagian ilmu yang
disalahgunakan bisa menjadi ancaman serius bagi kehidupan mereka.
Poin penting yang perlu dicatat di
sini adalah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan harus diimbangi dengan
pengembangan moral-spiritual manusianya, karena sebagaimana kita tahu,
perkembangan ilmu pengetahuan selain berdampak positif, ia juga berdampak
negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positifnya adalah semakin mempermudah
kehidupan manusia, sementara dampak negatifnya adalah semakin mengancam
kehidupan mereka. Oleh karena itu, agar tatanan kehidupan manusia di dunia ini
tetap lestari, maka perkembangan ilmu mesti diiringi dengan pengembangan
moral-spiritual manusia itu sendiri. Perkembangan ilmu tanpa pengembangan
moral-spiritual bisa menjadi ancaman bagi kehidupan manusia seperti yang bisa
kita rasakan akhir-akhir ini yang berupa penyalahgunaan teknologi nuklir.
Demikian pula pengembangan moral-spiritual tanpa diiringi perkembangan ilmu
bisa menjadikan sebagian manusia kurang kreatif seperti yang terjadi pada orang
Kristen pada zaman kegelapan Eropa. Dengan kata lain, antara otak dan hati
harus mendapatkan porsi perhatian yang seimbang. Sejarah sudah membuktikannya.
Sejarah merupakan disiplin ilmu yang memiliki validitas kebenaran yang tinggi
sehingga layak dijadikan bahan untuk mengambil pelajaran.
MITOS
Banyak
cerita-cerita mitos yang beredar di kalangan masyarakat,contohnya pun beragam
tapi kebanyakan mitos yang terjadi di masyarakat adalah mitos yang muncul
secara turun temurun dari zaman orang tua kita, kakek dan nenek kita maupun
para leluhur. Contohnya ada tiga mitos dari jawa yang masih dipercaya sampai
sekarang, diantaranya :
1. Dilarang
memakai payung di dalam rumah.
Arti dari mitos
tersebut ialah karena memakai payung di dalam rumah sama saja mendoakan orang
tua si pemakai payung meninggal, tapi dari pandangan logisnya ialah, payung
berfungsi sebagai pelindung kita dari terik matahari dan hujan, tetapi posisi
kita ada didalam rumah maka fungsi payung itu menjadi tidak ada, karena rumah
sudah mengambil fungsi besar melebihi payung.
2. Anak
gadis dilarang makan di depan pintu
Arti dari mitos
tersebut ialah apabila ada seorang anak gadis melakukan hal tersebut maka ia
akan jauh dari jodohnya, atau orang yang akan melamarnya mengurungkan niatnya
karena ada hal-hal tertentu. Logisnya ialah pintu adalah sebuat tempat orang
keluar masuk dalam sebuah ruangan, maka apabila ada yang berdiri atau melakukan
kegiatan di depan pintu maka akan menghalangi proses kegiatan yang diharuskan
melakukan keluar masuk ruangan.
3. Dilarang
duduk diatas bantal
Arti mitos tersebut ialah
apabila ada yang menduduki sebuah bantal maka bokongnya akan tumbuh bisul.
Logisnya, bantal berfungsi untuk menaruh kepala kita saat berbaring, jadi
apabila diduduki maka sama saja kita menduduki kepala kita.
Masih banyak lagi
mitos-mitos yang muncul di kalangan masyarakat, tetapi mitos itu tidak hanya
dari suku jawa saja, dari suku lain pun mungkin memiliki mitos-mitos yang turun
temurun dari para leluhur mereka. Dari sekian banyak mitos yang ada kita
dituntut juga untuk berfikir logis dari mitos tersebut dan meyakini maksudnya.
Mungkin sebagian besar benar dan ada yang salah, itu semua kembali lagi
bagaimana kita menafsirkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar